Zainudin pria yang lahir di palembang dan dibesarkan di Sulawesi
ayahnya Mardjuki Rahman yang berasal dari Minang Kabau yang diusir karna Membantah aturan Suku Minang, ibu Zainudin bernama Cut alifah yang berasal dari Aceh dan meninggal saat melahirkan Zainudin.
ayah Zainudin entah kemana perginya, meninggalkan zainudin sendiri pada umur 12 th
semenjak di tinggal Ayahnya Zainudin bekerja keras untuk hidupnya. bersama temanya Muluk Zainudin bekerja mati-matian.
pada umur 23 tahun Zainudin merantau ke tanah kelahiran ayahnya Minang Kabau
saat disana zainudin bertemu teman ayahnya Datuk Dieng.
"Zainudin !" Datuk dieng menyapa
Zainudin bingung karna Ia belum kenal dengan Datuk Dieng Teman Ayahnya di Minang
" Hei Zai Ambo Ini Bakawan Dengan Abakmu, wakatu waang ketek.. waang sering ambo dukuan" penjelasan datok Dieng
"Datuk apo kaba abak ?" tanya Zainudin
datuk terdiam sejenak mendengarkan pertanyaan Zainudin
"abak waang lah maningga 2 tahun kapatang"
zainudin menangis saat mendengar kabar itu.. akhirnya zainudin tinggal di rumah datuk dieng.
waktu sore menjelang, Datuk mengajak Zainudin berkeliling kampung Minang
berjalan-jalan menyelusuri indahnya alam Minang.
"kini sambuah Sikolah agamo" kata datuk
"sia yang kembngkan ini semua tuk ?" tanya Zainudin
"Tuan Ringgi"
saat melihat-lihat sekolahan Minang, lewat lah seorang gadis Minang, Cantik Dan Manis
Zainudin terpaku melihatnya bagaikan melihat bidadari.
"Itu anak Tuan Ringgi Zai" Jelas Datuk
"sebenarnyo sia Tuan Ringgi tuh tuk ?" tanya Zainudin
"Tuan Ringgi itu Urang terpandang di kampuang ini" jawab Datuk
" Namo anaknya Hayati, bunga kampuang disini.. sudahlah jo kito baliak, dah mau maghrib ini nanti kito mengaji samo-samo" terus datuk
akhirnya Zainudin dan Datuk Dieng pulang untuk bersiap mengaji
suara adzan berkumandang zainudin berangkat ke masjid dengan payung yang melindunginya dari rutuhan air Hujan
sesampai di masjid bertemulah zainudin dengan Hayati. mereka saling bersenyum
" Namo waang Hayati ?" tanya Zainudin
"iyo, Waang siapo ?" jawab Hayati
"Saudara Datuk Dieng" jawab Zainudin
"namo Tuan siapo ? tanya Hayati
"Zainudin, Hayati" jawab Zainudin
"kalo nak baliak pakai payung ambo sajo, Tak apo " tawar Zainudin
"terima kasih yah, Aisyah... baliak dengan ambo" saut Hayati memanggil temannya
hayati pun pulang dan menengok kebelakang untuk bersenyum pada zainudin
zainudin membalas senyum Hayati..
Akhirnya Cinta Suci timbul dari Dua Insan itu Zainudin & Hayati
pagi cerah, Matahari menyinari dunia
Zainudin bangun untuk membantu datuk dieng bercocok tanam
saat berjalan menuju ladang zainudin bertemu Hayati
"Hayati... nak kemano ?" tanya zainudin
"nak mau ke batang aia, nak mau bamain" jawab Hayati dengan lembut
akhirnya zainudin pergi keladang dan hayati pergi ke sungai
5 bulan Kemudian...
Hayati sudah berteman dengan Zainudin hingga disuatu ketika Hayati mengajak Zainudin Ke Tempat Indahnya Alam Minang.
Pada saat itulah Zainudin Mengatakan Rasa Yang ia Pendam selama ini
"Hayati.. ambo cinto pada waang" kata zainudin sambil menunduk takut
"Tuan.. Ambo pun samo, Tapi ambo tak ingin menjalankannya dengan cara Haram" jawab Hayati
"Akan Tuan pinang waang dengan Bismillah" kata Zainudin
keeseokan harinya Zainudin datang kerumah Hayati untuk meminang Hayati
Zainudin bertemu bapaknya Hayati...
dan ternyata Pinangan Zainudin Di Tolak mentah-mentah, bapak Hayati tak mau punya menantu Melarat seperti zainudin
dengan hati sedih Zainudin pulang dengan kecewa. Begitupun dengan Hayati Menangis tersedu-sedu di kamar karan ayahnya menolak pinangan Zainudin.
sore harinya Hayati mengajak Zainudin bicara di Batang Aia di Minang
hayati berkata bahwa dia akan setia dengan Zainudin
Hayati menangis karna melihat Zainudin yang menangis karna sedih, karena cinta sucinya dipisahkan dari Adat. Hayati pergi ke Batavia untuk bertemu ibunya
Hayati memberi Zainudin Kerudung yang dikenakan hayati untuk kenang-kenangan
Hayati pergi meninggalkan Zainudin sendiri.
Setahun Kemudian ...
Hayati pulang ke Minang, tanpa izin Hayati, Hayati sudah pinang oleh Aziz anak bangsawan Minang.
Hayati marah dan sedih pada ayahnya, akhirnya hayati dengan terpaksa menikah dengan aziz. Hayati telah mengingkari janjinya kepada Zainudin bahwa Hayati akan setia.
akhirnya Hayati menikah dengan aziz.
dan Zainudin melihat hayati dengan aziz di Plaminan
Betawa terpukulnya Zainudin....
akhirnya Zainudin Merantau ke Surabaya untuk melupakan Hayati yang telah menghianati cintanya.
sampai di Surabaya Zainudin bertemu kawan lamanya Muluk
akhirnya Zainudin tinggal dirumah sederhana muluk, Zainudin bercerita tentang kisah cintanya di Minang.
akhirnya Zainudin dan Muluk bekerja untuk berdagang di Surabaya
pada Malam hari zainudin menulis kesedihanya di selembar kertas putih yang dihiasi tinta hitam.
zainudin menulis kekecewaannya pada gadis yang ia sangat cintai
"Sumpah Matiku"
hanya sakit yang ambo Rasa,Hanya Duka yang ambo Derita
waang beri ambo luka yang sangat perih mendalam dengan janji yang waang khianati
Sumpah Matiku
akan tetap mencintai waang tanpa ada kata kotor yang ambo berikan pada waang
kito-kan slalu abadi walaupun takdir tak pasti waang slalu ado diHati
surat Zainudin untuk Hayati.
keesokan harinya Muluk membaca surat Sumpah Mati Zainudin,
dan langsung membicarakannya pada Zainudin.
"kalau kau masih mencintainya kenapa kau tak kejar ia ?" tanya Muluk
"tak lah luk, Dio lah menikah dengan bangsawan minang" jawab Zainudin
"Apo Kau Terusir ? kisahmu unik Zain, buatlah gubahan siapo tau nanti Hayati itu membacanya.." saran Muluk
dengan memikirkan saran Muluk, Zainudin mempunyai ide
dia berjualan dengan keras untuk membeli mesin ketik...
4 minggu kemudian uang terkumpul untuk membeli mesin ketik
akhirnya Zainudin mengetik Gubahan ceritanya dengan judul "TEROESIR"
menceritakan kisah cinta Zainudin di minang bersama Hayati.
Hayati yang tinggal bersama aziz suaminya sangat tertekan
karan sikap aziz yang suka berpoya-poya dan main wanita membuat Hayati sedih
hayati kelak mendapat pukulan di tubuhnya..
hayati merindukan Zainudin, karna dari awal Hayati tak mencintai aziz karna takut di Cap sebagai anak durhaka akhirnya hayati menerima pinangan aziz.
Hayati sangat merindukan Zainudin.
saat Gubahan kisah Zainudin terselesaikan lalu gubahan itu dikirimkan ke batavia untuk di perlihatkan oleh Kantor perbukuan di batavia.
dengan alhasil cerita zainudin sukses, akhirnya zainudin pergi ke batavia bersama Mulu Sahabatnya
sukses di batavia menjadi penulis Zainudin terkenal sebagai penulis buku
akhirnya zainudin kembali ke Surabaya.
Hayati dan Aziz pergi ke surabaya untuk urusan pekerjaan
di saat pesta besar Hayati & Aziz menghadiri
dan disitupun juga ada Zainudin
Dan Zainudin melihat Hayati... begitupun juga hayati melihat Zainudin
Cinta suci itu bertemu kembali di sebuah pesta besar...
Zainudin ingin sekali memeluk Hayati untuk melepas rindu yang bertahun-tahun dipendam Zainudin.
Akhirnya Aziz dan Hayati menghampiri Zainudin
"Sudah Sukses Kau menjadi Penulis ?"Tanya Aziz dengan sombongnya
"ALhamdulilah .." jawab Zainudin dengan senyum
" Ambo rasa Kisah Itu Cerita dimana Kau melarat dan tak mendapatkan Hayati" celetuk Aziz
Hayati hanya berdiam meratapi Zainudin ...
akhirnya Aziz&Hayati meninggalkan Zainudin
Aziz yang pergi meninggalkan pesta untuk berpoya-poya dan meninggalkan Hayati di pesta..
Hayati menghampiri Zainudin Di balkon Aula
"Tuaan..." sapa hayati
"Nak apo waang kesini?" tanya zainudin
"Maafkan Ambo Tuaan..." kata Hayati sambil menangis tersedu-sedu
"mana janji yang waang berikan pada ambo ? disini ambo merasakan Terusirnya ambo dari hidup waang, sakit yang ambo tahan selama bertahun-tahun. tetap ambo masih mencintai waang tanpa ada sedikitpun yang kurang" jelas Zainudin sambil menangis
"ambo terpaksa Tuan... Ambo sudah terkena Karma Dari Tuan.. AMbo tak bahagia selama ini. ambo sakit selama ini meratapi kerinduan ambo pada tuan" jelas Hayati
"Pulanglah" suruh Zainudin
hayati pun kecewa atas sikap Zainudin yang egois
keesokan harinya
Aziz bangkrut dan jatuh miskin karna kalah bermain judi
Hayati dan Aziz pun kerumah Zainudin
Aziz meminta maaf atas kejahatannya pada Zainudin ..
Dengan kebaikan Zainudin Akhirnya Aziz dan Hayati Tinggal dirumah Zainudin
beberapa minggu kemudian Aziz Sakit parah..
Aziz menyadari kesalahannya kepada istrinya..
detik-detik kematiannya Aziz mengajukan Talak kepada Hayati..
Surat Cerai dari Aziz kepada Hayati
Adinda Hayati! Hampir dua tahun kita bergaul. Hampir dua tahun kau menuruti aliran hidup saya yang sial, yang penuh dengan dosa, penuh dengan tangan yang kotor. Hanya semata-mata lantaran menurutkan nafsu muda saya.
Kau suruh saya mengerjakan ibadat kepada Tuhan, untuk menebus kesalahan di zaman remaja, hanya sebulan dua dapat kukerjakan. Dasar kotor, kian lama seruan kekotoran itu kedengeran oleh telingaku kembali.
Saya kecewakan hatimu, saya habiskan gaji dari pendapatanku untuk melepaskan nafsu angkara murkaku.
Saya tahu, kerap kali kau meratapi untung lantaran bersuami saya. Kerap kali kau kumaki, kucela, kupikulkan ke atas pundakmu kesalahan-kesalahan yang sebenernya mesti saya sendiri memikul.
Hayati! Berhentilah lakon kesedihanmu hingga ini! Ketahuilah bahwa suamimu kau Aziz telah insaf akan salahnya. Dan keinsafan itu akan ditebusnya. Pinang akan disurutkannya ke tampuk, sirih akan dipulangkannya ke gagang.
Sengaja saya menyingkirkan diri, supaya jangan kau ingat juga kecantikanmu dan kemudaanmu yang telah hilang percuma lantaran kurampas. Maka sebelum masanya lepas dan penyesalan timbul, semasa tunas angan-anganmu masih bisa tumbuh kembali, saya menyingkir pergi.
Saya akan memberikan hukuman kepada anak muda yang sekejam itu, yang mengecewakan perjalanan hidup seorang pujangga, mematahkan pengharapan seorang gadis, hanya dengan pengaruh uang dan turunannya, padahal dirinya sendiri hanya seorang rendah dalam segala perkara.
Hapuskanlah segala kesedihan yang telah terlukis di keningmu. Kembalikanlah senyumanmu yang manis, hiduplah kembali dengan gembira, habiskanlah segala remuk kedukaan yang telah timbul di dirimu hampir dua tahun lamanya, lantaran saya.
Maka sesampai surat ini, lantaran kau kuambil dahulunya dengan nikah yang sah menurut agama, sekarang kau kulepaskan pula dengan sah menurut agama.
Sesampai surat ini ke tangan Adinda, jatuhlah talakku kepadamu satu kali.
Meskipun setelah perkataan itu keluar dari mulutku kau bukan istriku lagi, namun saya masih berani memohonkan kepada kau atas nama seorang yang telah hampir dua tahun bergaul dengan dikau, yakni jika idahmu sampai, janganlah kau kembali ke Padang, tetapi tinggallah dengan Zainuddin, kalau dia masih suka menerima kau jadi istrinya.
Hanya sekedar inilah suratku. Inilah hanya korban yang dapat kuberikan, untuk pembalas budi baik Zainuddin, yang telah membahas se
Dan jika sekiranya kau menerima kabar apa-apa tentang diriku yang tak baik, tolong maafkanlah segala kesalahanku selama kau jadi istriku, dan tolong pula kiranya, hai perempuan yang baik budi, membacakan doa-doa permohonan selamat untuk diri makhluk yang malang ini.
Bekas suamimu, Aziz
gala kejahatan saya dengan kebaikan sekian lama.
Surat Cerai dari Aziz kepada Hayati
Adinda Hayati! Hampir dua tahun kita bergaul. Hampir dua tahun kau menuruti aliran hidup saya yang sial, yang penuh dengan dosa, penuh dengan tangan yang kotor. Hanya semata-mata lantaran menurutkan nafsu muda saya.
Kau suruh saya mengerjakan ibadat kepada Tuhan, untuk menebus kesalahan di zaman remaja, hanya sebulan dua dapat kukerjakan. Dasar kotor, kian lama seruan kekotoran itu kedengeran oleh telingaku kembali.
Saya kecewakan hatimu, saya habiskan gaji dari pendapatanku untuk melepaskan nafsu angkara murkaku.
Saya tahu, kerap kali kau meratapi untung lantaran bersuami saya. Kerap kali kau kumaki, kucela, kupikulkan ke atas pundakmu kesalahan-kesalahan yang sebenernya mesti saya sendiri memikul.
Hayati! Berhentilah lakon kesedihanmu hingga ini! Ketahuilah bahwa suamimu kau Aziz telah insaf akan salahnya. Dan keinsafan itu akan ditebusnya. Pinang akan disurutkannya ke tampuk, sirih akan dipulangkannya ke gagang.
Sengaja saya menyingkirkan diri, supaya jangan kau ingat juga kecantikanmu dan kemudaanmu yang telah hilang percuma lantaran kurampas. Maka sebelum masanya lepas dan penyesalan timbul, semasa tunas angan-anganmu masih bisa tumbuh kembali, saya menyingkir pergi.
Saya akan memberikan hukuman kepada anak muda yang sekejam itu, yang mengecewakan perjalanan hidup seorang pujangga, mematahkan pengharapan seorang gadis, hanya dengan pengaruh uang dan turunannya, padahal dirinya sendiri hanya seorang rendah dalam segala perkara.
Hapuskanlah segala kesedihan yang telah terlukis di keningmu. Kembalikanlah senyumanmu yang manis, hiduplah kembali dengan gembira, habiskanlah segala remuk kedukaan yang telah timbul di dirimu hampir dua tahun lamanya, lantaran saya.
Maka sesampai surat ini, lantaran kau kuambil dahulunya dengan nikah yang sah menurut agama, sekarang kau kulepaskan pula dengan sah menurut agama.
Sesampai surat ini ke tangan Adinda, jatuhlah talakku kepadamu satu kali.
Meskipun setelah perkataan itu keluar dari mulutku kau bukan istriku lagi, namun saya masih berani memohonkan kepada kau atas nama seorang yang telah hampir dua tahun bergaul dengan dikau, yakni jika idahmu sampai, janganlah kau kembali ke Padang, tetapi tinggallah dengan Zainuddin, kalau dia masih suka menerima kau jadi istrinya.
Hanya sekedar inilah suratku. Inilah hanya korban yang dapat kuberikan, untuk pembalas budi baik Zainuddin, yang telah membahas se
Dan jika sekiranya kau menerima kabar apa-apa tentang diriku yang tak baik, tolong maafkanlah segala kesalahanku selama kau jadi istriku, dan tolong pula kiranya, hai perempuan yang baik budi, membacakan doa-doa permohonan selamat untuk diri makhluk yang malang ini.
Bekas suamimu, Aziz
gala kejahatan saya dengan kebaikan sekian lama.
dan hayatipun ditalak Aziz.
dengan sedih dan terharu.. menjadi satu
seminggu kemudian..
Hayati diminta untuk pulang ke Minang.. untuk menemui keluarganya
"Tuan mengusir Ambo ?" tanya Hayati sambil berlinang air mata
"waang harus pulang Hayati.. tak baik bukan suami istri tinggal di satu rumah" jawab zainudin
"tak ingatkah Tuan pesan Alm. Aziz dia ingikan kita bersatu ?" kata Hayati
"Sumpah Matiku Aku mencintaimu, tapi Waang mengkecewaakan ambo disini, dimana ambo sangat mencintoi waang, samapi sekarang ambo masih mencintai waang tanpa sedikitpun hilang tapi ambo masih dendam pada waang karna ingkar janji pada ambo.. dan saatnya waang pulang nanti ambo antar ke Palabuhan" kata zainudin Hayati Sedih,Kecewaa terhadap sikap Zainudindan
Hayati menulis Pesan untuk Zainudin sebelum Pulang ke Minang
Surat Putus Cinta dari Hayati kepada ZainuddinTuan yang terhormat! Tak dapat saya sembunyikan kepada Tuan, malah saya akui terus terang bahwasanya seketika membaca surat-surat Tuan itu, saya menangis tersedu-sedu, karena tidak tahan hati saya.
Tetapi setelah reda gelora dan ombak hati yang dibangkitkan oleh surat Tuan itu, timbullah kembali keinsafan saya, bahwa tangis itu hanyalah tangis orang-orang yang putus asa, tangis orang yang maksudnya terhalang dan kehendaknya tidak tercapai.
Tangis dan kesedihan itu selamanya mesti reda juga, ibarat hujan; selebat-lebat hujan, akhirnya akan teduh jua. Kita akan sama-sama menangis buat sementara waktu, laksana tangis anak-anak yang baru keluar dari perut ibunya. Nanti bilama dia telah sampai ke dunia, dia akan insaf bahwa dia pindah dari alam yang sempit ke dalam alam yang lebih lebar.
Kelak Tuan akan merasai sendiri, bahwa hidup yang begini telah
dipilihkan Allah buat kebahagiaan Tuan. Allah telah sediakan hidup yang
lebih beruntung dan lebih murni untuk kemaslahatan Tuan di belakang
hari.
Tuan kan tahu bahwa saya seorang gadis yang miskin dan Tuan pun hidup dalam melarat pula, tak mempunyai persediaan yang cukup untuk menegakkan rumah tangga.
Maka lebih baik kita singkirkan perasaan kita, kembali kepada pertimbangan. Lebih baik kita berpisah, dan kita turutkan perjalanan hidup masing-masing menurut timbangan kita, mana yang lebih bermanfaat buat di hari nanti.
Tuan kan tahu bahwa saya seorang gadis yang miskin dan Tuan pun hidup dalam melarat pula, tak mempunyai persediaan yang cukup untuk menegakkan rumah tangga.
Maka lebih baik kita singkirkan perasaan kita, kembali kepada pertimbangan. Lebih baik kita berpisah, dan kita turutkan perjalanan hidup masing-masing menurut timbangan kita, mana yang lebih bermanfaat buat di hari nanti.
Saya pun merasai sebagai yang Tuan rasakan, yaitu kesedihan
menerima vonis itu. Tetapi Tuan harus insaf, sudah terlalu lama kita
mengangan-angan barang yang mustahil, baik saya maupun Tuan.
Tuan pilih sajalah seorang istri yang lebih cantik dan lebih kaya dari pada saya, dan marilah kita tinggal bersahabat buat selamanya.
Kepada Aziz tak usah Tuan kecil hati, dia tak salah dalam perkara ini. Tetapi sayalah yang telah mengambil putusan yang tetap buat bersuami dia; lawan saya musyawarah ialah hati saya sendiri, sehingga saya terima tawaran ninik mamak saya.
Dan, saya harap Tuan lupakanlah segala hal yang telah berlalu, maafkan segala kesalahan dan keteledoran saya, sama kita pandang hal yang dahulu seakan-akan tidak ada saja.
Hayati
hayatipun pergi ...
Zainudin pulang dengan sedih..
"Zainudin...Zainudin" sapa muluk
"Ado apo ?? tanya Zainudin
"ini surat dari hayati" kata muluk sambil memberi surat itu ke Zain
Zainudin membaca surat itu, betapa menyesalnya ia mengusir Hayati...
Zainudin menangis Kecewa, Cinta Sejatinya pergi
5 jam kemudian dapatlah kabar bahwa kapal yang ditumpangi Hayati Tenggelam dan tak ada satupun yang selamat.
Zainudin yang mendengar itu terpukul sekali kali ini dia ditinggalkan kedua kalinya oleh hayati dan kali ini untuk selamanya..
Zainudin kecewa dia marah pada dirinya
dan akhirnya Zainudin Sakit-sakitan Dan akhirnya meninggal dunia....
TAMAT
Tuan pilih sajalah seorang istri yang lebih cantik dan lebih kaya dari pada saya, dan marilah kita tinggal bersahabat buat selamanya.
Kepada Aziz tak usah Tuan kecil hati, dia tak salah dalam perkara ini. Tetapi sayalah yang telah mengambil putusan yang tetap buat bersuami dia; lawan saya musyawarah ialah hati saya sendiri, sehingga saya terima tawaran ninik mamak saya.
Dan, saya harap Tuan lupakanlah segala hal yang telah berlalu, maafkan segala kesalahan dan keteledoran saya, sama kita pandang hal yang dahulu seakan-akan tidak ada saja.
Hayati
hayatipun pergi ...
Zainudin pulang dengan sedih..
"Zainudin...Zainudin" sapa muluk
"Ado apo ?? tanya Zainudin
"ini surat dari hayati" kata muluk sambil memberi surat itu ke Zain
Zainudin membaca surat itu, betapa menyesalnya ia mengusir Hayati...
Zainudin menangis Kecewa, Cinta Sejatinya pergi
5 jam kemudian dapatlah kabar bahwa kapal yang ditumpangi Hayati Tenggelam dan tak ada satupun yang selamat.
Zainudin yang mendengar itu terpukul sekali kali ini dia ditinggalkan kedua kalinya oleh hayati dan kali ini untuk selamanya..
Zainudin kecewa dia marah pada dirinya
dan akhirnya Zainudin Sakit-sakitan Dan akhirnya meninggal dunia....
TAMAT